Jumat, 25 Maret 2011

MEMILIH PRODUK PERAWATAN KULIT YANG EFEKTIF DAN AMAN

Saat ini beragam produk perawatan kulit tersedia membuat kita kadang bingung untuk menentukan pilihan. Produk-produk tersebut mulai dari produk bebas yang dijual di pasaran yang dikatakan terbuat dari bahan yang alami maupun produk yang didapat dari dokter di klinik-klinik kecantikan. Yang banyak menjadi pertanyaan dari kita semua, apakah produk tersebut dapat memberi khasiat bagi kulit kita dan terlebih lagi apakah produk tersebut aman dipakai dan tidak menyebabkan ketergantungan.

Produk yang resmi dijual bebas di pasaran dan ditawarkan pada iklan-iklan di media massa sebagian besar tidak mengandung bahan-bahan yang membahayakan kulit kita karena komposisi serta kadarnya tidak akan melebihi dari yang telah ditetapkan sebagai kosmetik. Namun demikian bila dipakai untuk jangka waktu panjang dengan cara pemuakaian yang tidak benar dapat juga membuat kulit kita menjadi menipis. Jadi kita harus tetap berhati-hati dalam memilih produk yang dijual di pasaran.

Sebagian dari kita mempercayakan kulit kita dalam penanganan dokter di klinik-klinik kecantikan yang sekarang mudah kita jumpai. Biasanya hasil yang didapatkan lebih nampak dibandingkan bila kita memakai produk-produk yang dijual dipasaran. Ini dikarenakan karena dosis yang digunakan oleh dokter-dokter kecantikan termasuk dalam kategori obat, bukan kosmetik, yang kadarnya tentu saja lebih tinggi.

Namun demikian bila memakai produk dokter kadang-kadang timbul kemerahan dan pengelupasan yang berlebih pada kulit kita karena dosis tinggi dari obat yang digunakan dari para dokter tersebut yang biasanya oleh pemakai produk tersebut dianggap sebagai hal wajar bila memakai produk dokter. Mereka menganggap dengan adanya efek kemerahan dan pengelupasan berarti obat tersebut bekerja pada kulit mereka. Anggapan ini sudah jelas salah karena untuk membuat kulit kita putih ataupun untuk menghilangkan flek-flek di kulit kita tidak perlu harus disertai dengan pengelupasan dan kemerahan. Malah dengan pengelupasan yang berlebihan dapat menyebabkan kulit kita teriritasi yang malah akan meninggalkan bekas kehitaman pada wajah kita dan bila terus dibiarkan untuk jangka waktu yaang lama akan membuat kulit kita menjadi menipis. Kulit yang tipis membuat kulit kita lebih mudah untuk bereaksi, membuat kulit kita akan gampang menjadi merah bila memakai kosmetik maupun bila terkena sinar matahari. Kulit yang tipis pun membuat flek dan kerut mudah terjadi.

Jadi bagaimana kita mengetahui produk yang kita pakai terutama produk dari dokter di klinik kecantikan itu aman dipakai untuk jangka waktu lama dan tidak justru membuat kulit kita makin menipis. Pertama tentu saja tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya seperti merkuri. Hodroquinon dan asam retinoat sah untuk dipakai asalkan sesuai dengan kadar yang ditetapkan baik sebagai kosmetik dengan kadar yang sangat rendah maupun sebagai obat yang hanya dapat diberikan dengan pengawasan dokter.

Yang sering terjadi bila memakai produk whitening adalah adanya keluhan kulit yang memerah dan mengelupas. Hal tersebut sering terjadi bila memakai produk dokter. Sering kita menganggap hal tersebut wajar bila memakai produk dokter namun hal tersebut tidaklah benar. Kulit yang memerah dan mengelupas terutama disebabkankan oleh formulasi racikan obat yang kurang tepat. Dengan formulasi obat yang tepat maka tidak akan terjadi kemerahan dan pengelupasan pada kulit wajah kita walaupun dipakai untuk jengka waktu yang lama.

Bila kita memiliki masalah kulit seperti flek-flek hitam yang muncul di wajah kita, kadang kita berpikir harus memakai produk yang menyebabkan pengelupasan agar bisa menghilangkan flek di wajah kita, Namun pemikiran tersebut tidaklah benar. Produk pemutih seperti hidroquinon menghilangkan flek di wajah dengan menghambat enzim tirosinase yaitu suatu enzim yang memproduksi melanin sehingga pembentukan pigmen kulit dihambat, jadi bukan melalui efek pengelupasan yang berlebihan. Jadi pengelupasan yang berlebihan akibat pemakaian krim untuk flek lebih dikarenakan formulasi obat yang kurang tepat.

Jadi bila kita memiliki masalah kulit seperti flek-flek hitam atau warna kulit yang menjadi gelap proses aging dan paparan sinar matahari ada beberapa tahap yang harus kita dapat lakukan untuk mengobatinya. Pertama, pembersihan kulit secara teratur; kemudian pemakaian krim malam pemutih dan krim untuk menghilangkan flek-flek hitam dengan formulasi yang tepat dimana tidak akan terjadi kemerahan dan pengelupasan pada kulit setelah memakai produk tersebut walaupun untuk jangka waktu lama; dan yang terakhir yang paling penting yaitu memakai tabir surya / krim pelindung matahari dengan SPF 30 atau lebih untuk mencegah proses terjadinya flek lebih lanjut karena akan percuma bila kita memakai krim malam terus menerus namun faktor yang menyebabkan timbulnya flek tersebut tidak kita atasi.

Kita sebagai konsumen jangan tergiur oleh produk-produk perawatan kulit yang memberikan hasil yang instan, namun untuk sementara saja, malah bila dipakai untuk jangka lama tidak menguntungkan untuk kesehatan kulit kita antara lain membuat kulit kita iritasi, menipis, dan bahkan malah muncul flek-flek hitam yang baru yang tidak kita inginkan.

Untuk mengatasi masalah kulit wajah yang gelap dan disertai dengan flek-flek hitam memang butuh kesabaran dan ketelatenan. Harus ada tahapan-tahapan pemakaian produk yang harus dijalankan. Agar hasil maksimal semua harus digunakan, tidak bisa hanya mengandalkan krim malam yang kita pakai setiap hari secara terus-menerus, namun harus disertai perawatan, pembersihan, penggunaan moisturizer, pemakaian tabir surya, dan pola hidup yang sehat. Mengenai hal ini akan dibahas secara lebih mendetail di lain kesempatan, semoga dengan bahasan di atas menambah pengetahuan kita dalam memilih produk-produk perawatan kulit.

Jumat, 18 Maret 2011

Photodamage : Gejala dan Pencegahan

Photodamage adalah perubahan pada kulit yang terjadi setelah terpapar oleh sinar radiasi jangka panjang. Photoaging merupakan akibat yang tampak pada kulit kita, dimana perubahan pada kulit tersebut disebabkan oleh paparan sinar matahari seperti pada efek penuaan. Semua dari kita mengalami apa yang dinamakan photodamage ini hanya dengan derajat yang berbeda-beda pada masing-masing individu. Photodamage akhirnya dapat berkembang menjadi kanker kulit. Kerusakan pada lapisan kulit terutama berkaitan dengan penurunan fungsi kolagen di kulit tersebut dimana proses ini akhirnya berujung dengan tampaknya gejala-gejala dari photodamage berupa timbulnya kerutan-kerutan, penurunan elastisitas kulit, hiperpigmentasi (bercak-bercak berwarna gelap), telangiectasia (pembuluh darah kecil pada permukaan kulit yang melebar), aktinik keratosis (tumor jinak pada kulit akibat paparan sinar matahari), dan kanker kulit.

Produk pelindung matahari seperti sunscreen dan antioksidan dapat meminimalisir kerusakan kulit yang diakibatkan oleh radiasi sinar UV tersebut. Penanganan photodamage terutama dengan obat-obat topikal, bisa juga dengan teknik eksfoliasi dan laser. Obat topikal yang dapat digunakan antara lain asam retinoat, AHA, dan antioksidan.

Proses aging (penuaan) merupakan proses yang konstan dan tidak dapat dihindari oleh setiap dari kita. Proses ini bisa terjadi dari dalam tubuh kita sendiri maupun photoaging. Penyabab yang dari dalam berlangsung perlahan-lahan dan perubahan yang terjadi tidak dapat diubah, sedangkan photoaging berasal dari lingkungan di sekitar kita terutama paparan radiasi sinar matahari. Efek dari radiasi sinar UV pada kulit tersebut sangatlah besar dan terlihat pada 90 % tanda-tanda penuaan kulit. Penelitian memperlihatkan bahwa radiasi UV menghambat pembentukan kolagen yang memegang peranan penting pada kekuatan dan elastisitas kulit dan memicu penurunan fungsi kolagen pada kulit kita.

Radiasi UV tidak hanya mempercepat terjadinya penuaan, namun juga dapat menyebabkan penyakit yang serius seperti kanker kulit. 90 % kanker kulit secara langsung disebabkan oleh paparan radiasi UV dan biasanya baru terdiagnosa setelah usia 45 tahun atau lebih.

Gejala dari photoaging tampak pada orang muda sedangkan penuaan alami dari dalam muncul perlahan dan terjadi pada orang tua. Pada penuaan alami dari dalam, kulit menjadi kering dan pucat, muncul kerut-kerut halus namun kulit masih nampak halus dan tidak terlihat bercak-bercak gelap (flek). Sedangkan yang disebabkan oleh radiasi UV, kulit tampak kasar, timbul bercak-bercak hiperpigmentasi, dan terjadi penurunan elastisitas kulit sehingga tampak kendur. Kulit juga dapat menjadi tipis, mudah merah, terdapat telangiectasia, dan dapat berujung pada terjadinya kanker kulit. Pigmentasi yang tidak teratur terjadi karena bertambahnya pigmen melanin merupakan tanda utama pada photodamage. Melasma / flek adalah jenis pigmentasi yang umum terjadi berhubungan dengan paparan sinar matahari ditandai dengan bercak-bercak warna gelap yang berbatas tegas pada kulit. Flek cenderung lebih sering terjadi pada orang yang mempunya kulit sawo matang dan gelap.

Kerutan-kerutan pada photodamage tampak dalam dan biasanya terletak di dahi, sekitar mata, dan sekitar mulut. Bila kulit direnggangkan maka kerutan ini tetap ada, tidak menghilang, sedangkan bila pada gejala penuaan dengan kerut-kerut halus, bila kulit direnggangkan kerutan menjadi tidak tampak.

Pemakaian krim pelindung matahari atau yang biasa kita sebut sunscreen dapat memberi perlindungan pada kulit kita terhadap radiasi sinar UV dan diukur berdasarkan SPF (sun protection factor). Namun demikian krim pelindung matahari biasa yang dijual di pasaran tidak cukup untuk melindungi kulit kita secara maksimal terhadap paparan radiasi sinar UV dari matahari. Agar dapat bekerja secara maksimal pelindung matahari tersebut harus minimal mempunyai SPF 30 dan dipakai secara merata pada kulit dengan ketebalan yang cukup. Krim pelidung matahari ini dipakai 15 menit sampai 30 menit sebelum akan terkena sinar matahari dan dipakai rata pada seluruh wajah sampai leher dan telinga. . Makin tinggi SPF pada krim pelindung matahari, makin lama pula perlindungan yang akan diberikan.

Dengan mengurangi paparan radiasi UV akibat matahari, maka kerusakan kulit akibat photodamage dengan gejala kerutan, melasma, kulit kendur, dan sebagainya seperti yang sudah dibahas di atas dapat dicegah.

Acne Vulgaris 1 : intro

Acne vulgaris adalah suatu istilah dari kelainan kulit yang biasa kita sebut jerawat. Akne dapat terjadi di mana saja pada tubuh kita namun yang paling sering pada wajah, leher, dan punggung. Kondisi akne dapat ringan dengan hanya berupa beberapa bintik-bintik kecil atau dapat berkembang menjadi kista besar yang menyakitkan. Jerawat umumnya terjadi akibat kulit mati yang menyumbat pori-pori kulit menyebabkan infeksi

Gejala acne vulgaris

Daftar tanda dan gejala yang disebutkan dalam berbagai sumber untuk acne vulgaris termasuk 8 gejala yang tercantum di bawah ini:

* pustula
* benjolan
* komedo
* nodul
* Kemerahan di sekitar lesi kulit
* Whiteheads
* Komedo
* kista

Penyebab jerawat adalah multifaktorial. Faktor yang melatarbelakangi mencakup keturunan; kontrasepsi hormonal (wanita banyak mengalami jerawat selama siklus menstruasi pertama mereka beberapa setelah memulai atau menghentikan kontrasepsi hormonal); stimulasi androgen, obat-obatan tertentu, termasuk kortikosteroid, kortikotropin, androgen, iodida, bromida trimethadione,, fenitoin , isoniazid, lithium, dan halotan; iradiasi kobalt; dan hiperalimentasi. Faktor lain yang mungkin adalah paparan minyak berat, gemuk, atau ter; trauma atau menggosok dari pakaian ketat, kosmetik, stres emosional, dan iklim yang tidak menguntungkan.

Lebih banyak diketahui tentang bagaiman terjadinya jerawat. Androgen merangsang pertumbuhan kelenjar sebaceous dan produksi sebum, yang dikeluarkan ke dalam folikel rambut melebar yang mengandung bakteri. Bakteri, biasanya Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis (yang adalah flora kulit normal), mengeluarkan lipase. Enzim ini berinteraksi dengan sebum untuk menghasilkan asam lemak bebas, yang memprovokasi peradangan. Juga, folikel rambut memproduksi keratin lebih, yang bergabung dengan sebum untuk membentuk sebuah plug di folikel membesar.

Acne vulgaris terutama terhadap remaja (biasanya antara usia 15 dan 18), meskipun lesi dapat muncul pada awal usia 8. Meskipun anak laki-laki jerawat lebih sering dan lebih parah dibandingkan anak perempuan, biasanya terjadi pada anak perempuan pada usia lebih dini dan cenderung bertahan lebih lama, kadang-kadang sampai dewasa.